Selasa

LEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PERAHU


Pada zaman dahulu, ada seorang raja yang tidak mempunyai
anak. Nama raja itu adalah Prabu Barmawijaya. Kerajaannya
terletak di daerah Priangan, Jawa Barat. Ketika sedang berburu,
raja itu ingin buang air kecil. Tanpa disengaja, air seninya
tertampung di dalam tempurung kelapa.
Kemudian, air seni itu diminum oleh seekor babi hutan
betina. Akibatnya, babi itu mengandung. Ia melahirkan anak
wanita yang sangat cantik. Anak itu ditemukan oleh raja ketika
sedang berburu. Dia diangkat sebagai putri. Namanya Dayang
Sumbi.
Setelah dewasa, Dayang Sumbi menyendiri di hutan. Di
tempat itu, dia menenun kain. Ketika sedang menenun, anak
toraknya jatuh masuk kolong. Dia malas untuk
mengambilnya karena letih. Tanpa berpikir ia mengeluarkan
janji. Siapa saja yang dapat memungut torak akan diberi
hadiah. Jika perempuan dijadikan saudara dan jika laki-laki
dijadikan suami. Tumang, anjing kesayangannya berhasil
mengambil torak itu. Akhirnya, Tumang dijadikan suaminya.
Dayang Sumbi dan Tumang mempunyai anak yang
tampan. Namanya Sangkuriang. Namun, Sangkuriang
mengecewakan orang tuanya. Dia membunuh ayahnya.
Akhirnya, Sangkuriang diusir ibunya.
Setelah dewasa, Sangkuriang kembali ke kampung. Ia
bertemu dengan wanita yang sangat cantik. Keduanya jatuh
cinta. Akan tetapi, wanita itu tahu kalau laki-laki itu anaknya.
Wanita itu adalah Dayang Sumbi. Dayang Sumbi tidak mau
menikah. Ia menyuruh Sangkuriang membuat perahu dalam
satu malam. Sangkuriang sangat sakti. Dia akan dapat
melakukan permintaan Dayang Sumbi. Akan tetapi, Dayang
Sumbi berusaha menggagalkannya.
Dayang Sumbi berhasil menggagalkan usaha putranya. Di
tengah malam, Dayang Sumbi menumbuk padi. Itu
membuat ayam-ayam jago di desanya berkokok. Ayam jago
mengira hari sudah pagi. Dayang Sumbi juga membuat fajar
di ufuk timur. Caranya dengan melambai-lambaikan
selembar selendang putih.
Sangkuriang kecewa mengira tugasnya gagal. Ia
menyepak perahu yang hampir selesai itu. Perahu terbalik
dan menimpa dirinya.
(James Danandjaja. . Hal. 79-80. Dengan
pengubahan seperlunya)
Folklor Indonesi



0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes